top of page

Ridwan Kamil Gulirkan Program Satu Pesantren Satu Produk


PT. SOLID GOLD BERJANGKA - Sejahterakan perekonomian pesantren, Pemprov Jabar gulirkan program One Pesantren One Product (OPOP) di Pondok Pesantren Al-Itifaq, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. OPOP ini merupakan salah satu program dari 17 program Pesantren Juara.


Program yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi pesantren di Jabar ini diresmikan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Rabu (12/12/2018). "Sebuah cita-cita kita mulai, yaitu mensejahterakan masyarakat pesantren yang jumlahnya lebih dari sembilan ribu untuk mempunyai kemandirian ekonomi," kata Ridwan Kamil usai peresmian.


Emil sapaan karib Ridwan Kamil mengungkapkan, kalau Pesantren Al-Itifaq Kabupaten Bandung bisa mendapatkan pendapatan Rp 200 juta perbulan dari perdagangan pertaniannya, mengapa tidak diikuti oleh pesantren lainnya yang ada di Jabar.


"Dengan kemandirian ekonomi maka contoh Pesantren Al-Itifaq bisa mengratiskan biaya santri-santri belajar dan membuat ekonomi dari berdaya. Gagasan satu pesantren satu prodak itulah yang akan dikembangkan selama lima tahun ke depan sehingga seluruh pesantren tidak harus 100 persen mengandalkan bantuan pemerintah yang jumlahnya terbatas atau orangtua yang datang dari keluarga tidak mampu," ungkapnya.


Emil menuturkan, OPOP ini adalah satu dari 17 rencana untuk menjuarakan pesantren yang ada di Jawa Barat. Karena menurutnya, definisi pesantren juara itu menjadi pesantren digital, dari mulai kitab, perda pendidikan agama, insentif para kyai, bantuan untuk diniyah takmiliyah, program kemodernan manajemen dan pesantren lansia dan lainnya.


"Mudah-mudahan di akhir jabatan kami bisa memanen wadah peradaban baru yaitu pesantrennya semua maju baik dari sisi dakwahnya maupun ekonominya. Tugas saya sebagai pemimpin dengan kepala daerah kepada semua pesantren," tururnya.


Ia berharap, Jabar Juara lahir batin itu menjadi wajah utamannya ada di dalam satu pesantren satu produk. Dari sekian banyak pesantren di Kabupaten Bandung, baru 10 pesantren yang menerapkan program tersebut. 10 pesantren itu sudah dianggap masuk ke dalam katagori hijau.


"Ada zona merah, kuning dan hijau. Kalau zona merah belum melakukan sama sekali (secara ekonomi), kuning sudah mulai tapi belum luar biasa. persentasenya (zona hijau) masih jauh, masih di bawah 5 persen," pungkasnya.


SUMBER : DETIK.COM

1 view0 comments

Comments


bottom of page